
Bangsa Indonesia mempunyai kultur yang kuat akan akan sistem kepercayaan kepada sesuatu yang transenden. Hal tersebut terbukti dengan hasil besar dari penelitian yang dilakukan oleh para ahli, yaitu akan adanya sebuah sistem kepercayaan kuno Animisme dan Dinamisme. Artinya bahwa mereka percaya bahwa adanya sebuah eksistensi sesuatu yang sifatnya imateri. Misalnya percaya akan masih eksisnya roh nenek moyang mereka, hidup di sekitar mereka. Kepercayaan lain pula bahwa dalam sebuah benda terdapat roh di dalamnya.
Paper ini akan menampilkan paparan tentang Tuhan orang Indonesia. Intinya akam melakukan sebuah analisis tentang fenomena Tuhan yang ada dalam Indonesia. Menjawab sebuah pertanyaan apa dan bagaimana Tuhan menurut orang Indonesia. Orang Indonesia di sini akan saya bagi dalam beberapa bagian. Pertama, Tuhan dalam konsep orang Indonesia (kaum) yang beragama. Kedua, Tuhan bagi orang tradisional (kepercayaan religius). Terakhir, "tuhan" bagi kaum "sekuler". Artinya tuhan bagi orang-orang karier, ilmuwan, intelektual.
Kemudian, konsep untuk menetukan (kriteria) tentang Tuhan di sini berdasarkan acuan dari penjelasan yang ada dalam Filsafat Ketuhanan. Saya mendasarkan konsep tentang Tuhan dari konsep Tuhan yang ada dalam Theodicy. Artinya memakai pembuktian tentang keberadaan Tuhan dari Santo Thomas Aquinas, yang terangkum dalam bukunya Summa Teologica.
Tuhan Kaum Beragama
Melihat realitas sebagai sebuah negara yang agamis, mau tidak mau jika berbicara tentang Tuhan kita juga akan langsung dikaitkan dengan agama. Karena dalam agamalah secara kita bisa secara langsung dihantar untuk menemukan konsep tentang Tuhan. Di Indonesia sedikitnya ada enam agama besar yang paling nampak eksistensi kederadaannya, yaitu Islam, Kristen, Katholik, Hindhu, Budha.
Masing-masing agama punya konsepnya sendiri-sendiri mengenai Tuhan. Konsep Tuhan sebagai penggerak utama yang ada dala Filsafat Ketuhanan akan mendapat pemaknaan sendiri-sendiri dalam masing-masing agama. Karena agama sesuatu yang universal, artinya dimana pun juga ajaranya selalu sama, jadi kita tidak perlu mengulasnya secara lebih mendetail. Karena kita tentu pun pasti sudah mengetahui bagaimana konsep Tuhan yang ada dalam masing-masing agama.
Intinya yang perlu ditekankan dalam di Indonesia adalah bahwa adanya kesatuan penghayatan akan iman kepada Tuhan Yang Maha Esa. Masyarakat beriman Indonesia mengakui bahwa Tuhan itu satu dan Maha Esa (infinite).
Tuhan Kaum Tradisional Indonesia
Di negara Indonesia masih terdapat banyak sekali aliran kepercayaan lokal. Artinya sebuah kepercayaan akan adanya roh gaib yang mempunyai eksistensi dalam hidup manusia. Misalnya kepercayaan bahwa di dalam keris terdapat sebentuk roh yang harus dihormati.
Kepercayaan akan dalam sebuah benda juga terdapat eksistensi akan roh gaib membawa dampak bahwa orang tersebut sadar atau tidak telah menjadikan benda tersebut sebagai "tuhan" mereka. Tuhan mereka adalah benda-benda dengan kekuatan mistis tertentu tersebut. Hal tersebt terungkap melalui tindakan yang mereka lakukan terhadap benda-benda tersebut. Misalnya, setiap malam satu suro (tahun baru kalender Jawa) mereka memandikan keris dengan air bunga. Contoh lain lagi melakukan tapa di bawah pohon tertentu dengan tujuan mendapatkan kesaktian atau materi yang melimpah.
Perlu juga untuk diketahui bahwa melalui pengamatan sehari-hari, ternyata mereka yang menganut kepercayaan tradisional ini tidak terbatas dari golongan tertentu. Bahkan yang lebih mengejutkan, mereka yang beragama pun juga masih mempercayai konsep tuhan dalam kepercayaan ini. Sebuah ironi memang. Seseorang yang mengaku memeluk agama tertentu, yang di mana konsep tentang Tuhan pun sudah dikemukakan secara jelas. Ternyata masih mempercayai konsep tuhan yang ada dalam aliran tradisional. Misalnya, pagi pergi ke Gereja tapi di rumah memandikan keris.
Tuhan Kaum Sekuler
Berbeda lagi halnya dengan konsep Tuhan bagi orang Indonesia yang tergolong sekuler, seperti kaum karier, kaum intelektual, dan masih banyak lainnya. Artinya tuhan tidak lagi hanya sekedar sesuatu yang transenden. Memang jumlah kaum ini tidak begitu banyak dan langsung nampak, namun itu ada.
Kita pun akan menemukan jawaban yang beragam dari masing-masing orang tentang apa dan bagaimana itu Tuhan dalam kenyataan hidup mereka. Misalnya bagi kaum intelektual yang sangat mengedepankan rasio, mungkin akan menolak konsep Tuhan yang ada dalam sebuah agama. Lebih ekstrem lagi rasionalitaslah tuhan mereka.
Contoh lain lagi adalah bagi mereka yang menjadi pekerja keras, yang sudah beorientasi pada pencarian materi. Akhirnya pun jatuh pada men-tuhan-kan materi. Segalanya dilakukan demi memperoleh materi semata. Hal tersebut bisa langsung terungkap jika melihat mereka yang menjadi pelaku korupsi. Bagaimana mungkin mereka menyebut dirinya beriman jika apa yang mereka lakukan sungguh berada di luar cerminan orang beriman. Orang beriman yang mempercayai adanya Tuhan yang menjadi penggerak utama dan tak terbatas tentu tidak akan mau mendewakan materi, uang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar